Wednesday, May 31, 2017

Akibat Gak Bisa Bayar Utang Jadi Budak Nafsu


Akibat Gak Bisa Bayar Utang Jadi Budak Nafsu


http://bolaspektakuler.com/

Taruhan Bola - "Apa .. Mang Taufik ingin membuat adikku Ingin kau membagi kakakku!"

"Ya, bagaimana saya bisa?!"

"Neraka!"

"Aku akan bertanya pada kakakku dulu, keluar dari sini ... Pergilah !!"

"Baiklah ... tidak apa-apa, tapi ingat aku mencintaimu sampai besok siang, jika kamu tidak bisa membayar hutangnya, kamu harus keluar dari rumahku!" Taufik mengancam Karima sebelum mengendarai sepedanya dan pergi, sementara Karima merasa bingung bersumpah pada Mang Taufik yang telah membantunya seperti keluarga. Mang Taufik adalah mantan atasan suaminya. Karim menemui jalan buntu untuk mengetahui bagaimana mendapatkan uang itu untuk melunasi hutangnya kepada Taufik.

"Mengalahkan"

"Uh, punggung Resti dari sekolah?" Karima terkejut melihat adik perempuan berusia 16 tahun itu muncul tiba-tiba.

"Mbak, Resti mendengar apa yang Taufik inginkan, Ma'am, kita taat harapan Taufik mang"

"Apa? Apa Anda ingin melakukan permintaan bajingan itu?"

Agen Bola - "Mbak, kita orang yang sulit, apalagi suami saya sudah meninggal, kerabat kita yang lain tidak peduli dengan takdir kita Teman yang bisa membantu tidak memilikinya Kita ingin tinggal di tempat lain, anak juga hanya 5 bulan, dia tidak akan ditinggalkan. Bahkan rumah sewa termurah pun tidak bisa, setidaknya Taufik bisa mencintai kita meminjam uang. "Bayar tagihan bisa berutang."

"Mbak malu kalau ada orang lain yang tahu Resti menjual diri mereka ke mang Taufik. Ingin menyelamatkan muka mbak nanti? Resti juga akan minta maaf."

"Bahkan jika yang lain tahu, Resti tidak akan merasa Ma'am, lebih baik dari kita masih hidup susah."

"Jangan bilang begitu Resti ... Jangan bicara makem makem" Karima lalu memeluk saudaranya, perasaannya bercampur aduk antara memberi adiknya ke Taufik mang atau kehidupan buruk. Beberapa dari mereka menggadaikan satu-satunya saudara perempuan mereka tapi beberapa orang lain merasa lega dengan kesediaan Resti untuk menyerah sampai Karima gila.

Keesokan harinya, seperti yang dijanjikan. Mang Taufik kembali saat Karima terlihat dalam kemarahan.

"Bagaimana ... Karima, sudah punya uang?"

"Masuki rumah saya dulu, mang ..." Karima mengajak Taufik tanpa menjawab pertanyaan yang keluar. Pria berusia 40 tahun itu tidak mengatakan apa-apa. Dia mengikuti Karima saat perutnya menggosok perut kembarnya setelah makan siang. Saat memasuki, mata Taufik mengelilingi ruangan kecil sementara Karima membawa anaknya kembali ke Taufik dan kemudian menyusui bayinya.

Mata Taufik melihat dua kasur kusam di lantai ke kiri, lebar sepasang kasur hampir seperempat ruangan, lalu matanya mengarah ke kamar mandi untuk menemukan Resti, tapi Resti tidak ada di sana. Karima sudah punya uang, Taufik merasa sedikit kecewa.

"Mang Taufik duduk sebentar, saya ingin nyusuin anak saya dulu." Pinta Karima empuk, mang Taufik taat saja. Beberapa saat setelah ibu Taufik duduk, Resti muncul di pintu seragam sekolah abu-abu. Mang Taufik melihat tubuh berseragam Resti, payudaranya kecil tapi gemuk. Saat sadar mang Taufik melotot ke payudaranya, Resti langsung masuk ke dalam tas home store, merasa Resti mulai berdebar kencang.
Resti dan mbaknya saling berpandangan sejenak. Masing-masing sepertinya mengerti apa pekerjaannya.

Situs Judi - "Resti ... Mbak keluar dulu ... ya" Karima mencium pipi Resti dan menuju pintu sambil memegangi bayinya, sementara Taufik tersenyum. Akhirnya dia tahu bahwa Karima tidak punya uang untuk membayar hutangnya.

"Tunggu nah, kalau nih keluar nanti, apa pendapat orang kalau kamu di rumah bersama Taufik mang?"

"Itu benar Bagaimana dong mang Taufik sekarang? Jika saya keluar orang tahu Anda hanya dua di sini saya akan sangat malu"

Mang Taufik kemudian berpikir, "Bukan apa kok Karima disini di rumah, saya dan Resti akan tetap melakukannya."
Kemudian Resti dan Mbak saling pandang, lalu Resti mengangguk seolah meminta Karima menyetujui usulan Taufik mang.

"Kalau mau istirahat, mbak sih gabung saja, tapi pintu rumah saya buka sedikit, biar orang tidak terlalu curiga."

"Baiklah, tidak masalah, kalau kamu setuju, Taufik mau buka baju sekarang." Taufik mengatakan mang sambil melepas bajunya di depan kedua wanita tanpa rasa malu. Karima langsung berpaling dari mang Taufik saat telanjang tanpa benang. Resti juga memejamkan mata.

"Resti jangan malu ... lihat di sini Taufik burung, buka dong matanya, iya ..."
Resti membuka matanya, lutut lemas melihat kota Taufik penuh bulu di sekujur tubuhnya ke tubuhnya sementara penisnya yang setengah ketegangan mengangguk saat ia bergerak.

"Jadi dong, Resti ... jangan malu melihat dick mamang Resti berbaring di kasur dengan baik ..." Taufik mang lalu disibuse rok sekolah Resti ke bagian atas pinggangnya untuk menunjukkan udel dan celana dalam sedikit belel.

Agen Casino - "Cangcut Resti sudah tua, lusuh ... Kalau Resti nurut ke mamang, maka Taufik suka uang tidak hanya membeli cangcut tapi barang lain Resti bukain cangcutnya Resti." Resti melepas celana dalam yang dikenakannya dengan bunyi gedebuk dan sangat malu.

"Wah ... Resti masih kecil tapi punya banyak rambut ya ya ... resmi ... tapi gak papa, resti pus tetep cantik ... mmmm lucu akhir-akhir ini lihat Resti malu, sekarang mamang mau Resti Be Malu, Try Resti dikangkangin "setelah kaki mengangkang terbuka lebar, tubuh Taufik langsung berlutut di antara kerak Resti. Jari-jarinya yang kasar kemudian merasa sangat serakah dengan rasa syukur.

"Lambat sedikit Taufik mang ... Sakitt ..." Senyuman diam mulai ngomong.

"Apa sakitnya?"

"Get Resti ... sakit, tolong jangan digenggam jadi ..."

"Di majalah Memek Resti ada banyak bagian."

"Resti gak tau ..."

"Ooo .. aku tidak tahu ... tidak papa, nanti Resti tau kok."

"Mang Taufik !!! .. sakit ... sakit ...!"

"Sekarang sakit?"

"Resti jatuh sakit !!!" Resti ingin berteriak tapi tidak mau didengar oleh tetangga.

"Mamang tahu ... tapi katakan apa yang salah dengan itu ...?"

"Resti ini ... Itilnya Resti ..." jawab Resti perlahan bercampur malu.

"Apa sih .. mang Taufik tidak dengar ...?"

"Memek Resti sakit ... mang Taufik! Itil Resti sakit .. Mamang jangan gosok itil relax Resti Sakit !!! Tau nggak .. !!" Resti menegur Taufik. Rasa malu itu turun.

"Resti .. Resti ... pelanin suara kecil ... Takut mendengar orang", Karima mendekat saat mendengar suara Resti agak nyaring.

"Jadi dong Resti ... aku mau dengar Resti mengerang, tapi pelan aja", mang Taufik tertawa melihat Resti dengan marah mengerang.

Agent Poker - Lalu ia membuka vagina gadis itu lebar-lebar. Jari-jarinya meluncur ke vaginanya dan membuka vaginanya lebih lebar seolah ingin melihat sesuatu di vaginanya.

"Waahh .. Resti, mamang bisa melihat membran Resti ... Untung banyak mamang nih hari ini, lubang dapet masih tertutup rapat," Resti rasanya seperti menendang wajah Taufik mang.

"Resti, sekarang mamang mau Resti pegangin burung mang Taufik .. tetap gosokin kepala mamang untuk memeknya Resti Remat Resti harus liatin mamang ngegosok memeknya Resti"

Meski rasa malu bercampur rasa jijik, Resti kemudian memegang penis Taufik dan menyeka helm penisnya di vaginanya, menaati perintah Taufik untuk menggosok tanpa henti. Saat matanya melihat penis Taufik, bagian dalam vaginanya terangsang, Resti bisa melihat anggrek petani Taufik semakin besar. Saat itu Resti bisa membandingkan seberapa besar Taufik macker kontol dengan lubang pussy kecil.

Wajah Resti Resti melihat penis Taufik yang besar, meski agak pendek. Risi Resti saat memikirkan alat kelamin akan diisi dengan benda yang dua kali lebih besar dari pada lubang vagina itu sendiri.

Tangan Taufik menggoda dada Resti yang rusak, sementara Resti masih menggosokkan penis Taufik ke dalam vaginanya.

"Resti tidak tahu ... Semakin besar burung mamang, berarti semakin terangsang ... Resti tidak tahu?"

Poker Agent - Resti benar-benar malu dengan gumaman Taufik, begitu pula Karima mendengarkan ejekan mengejek Taufik. Semakin lama penis mang Taufik menggesek alat kelamin genital, Resti merasa lebih geli. Istirahat secara tidak langsung terasa sendiri, vaginanya mulai membasahi dinding vagina sehingga kepala penis mang Taufik mulai basah oleh pelumasan dari vagina Resti. Dia takut Taufik menyadari bahwa dia telah terangsang. Resti mencoba menahan kemaluannya agar tidak terangsang tapi sulit baginya. Mang Taufik belum memintanya untuk berhenti menggesekkan. Apalagi mang Taufik ingin mendorong kepala penisnya lebih keras pada vagina Resti.

"Udah pinter sekarang Resti ... Terus gosok lagi ... sangat bagus ... Resti juga sudah terangsang ya ..? Resti Pussy keluar ... Biarin ... Jangan malu ... Resti memo air Banyak. Mamang dengan mudah dimasukkan ke Resti memek ".

Resti merasa lemah saat mendengar bahwa Taufik ingin memasukkan penis besarnya ke dalam vaginanya.

"Sekarang kita ingin Resti melihat ke bawah." Resti melakukan seperti yang diinstruksikan, tidak tahu harus melakukan apa yang akan dilakukan Taufik selanjutnya. Sementara Taufik mang memperbaiki posisi Resti sesuai kehendaknya.

"Resti nanti goyang kaya gini ya ..." Resti kemudian melakukan permintaan mang Taufik.

"Ya ... ya bagus seperti itu", puji mang Taufik.

Agen Poker Terpercaya - Karima yang sempat melihat juga mang Taufik dan Resti mencari tahu apa yang terjadi. Karima sepertinya tidak percaya apa yang terjadi, kakaknya sedang menunggu dengan pantatnya. Saat rok abu-abu saudaranya melebar di sekitar pinggangnya, lubang anal saudaranya terlihat dan gerutuannya berputar-putar di depan wajah Taufik. Karima merasa sakit melihat adiknya terpaksa melakukannya semata-mata untuk memuaskan mafia Taufik.

"Mang Taufik ... tolong jangan gituin Resti kasian adikku, dia pemalu jangan dong dong kaya, semoga mang Taufik!" Persuasian karima dengan suara lembut dan sok.

"Tidak bisa ... dia harus dieliminasi agar mamang bisa terangsang!" Taufik mengatakan saat mencoba membuka dan melihat Resti Resti Resti.

"Tidak papa kok, mbak ... tidak ada resti kenapa-kenapa, jangan khawatir ..." Resti mencoba membujuk mbaknya sementara pantatnya masih bergoyang-goyang di depan wajah Taufik mang.

"Bagus ... saya lihat, itulah yang ingin saya lihat ... Istirahat yang indah tidak pemalu, menggoyangkan kenceng ..."
Karima akhirnya menerima keputusan Resti dan menyadari dengan sia-sia membujuk seseorang yang terbebani oleh hasrat binatang tersebut.

"Oke .. Cukup ... cukup ... cukup ... Mamang tidak tahan lagi ke lubangnya Resti, Resti sekarang tidur terbaring lagi," Berhenti lalu berbaring, mang Taufik menyimpan dua bantal di bagian bawah. Dari pantat. Resti.

Bandarpokerterpercaya - "Ready Resti .. Buka paha lebar Mamang tahu bahwa Resti melihat burung mang Taufik gede kan, Resti sedikit lubang pussy tapi jangan takut ... Burung yang pernah masuk lubang pussy lebih sempit dari Resti .. Pas ... Resti Harus menanggung Rasa Sakit "
Resti bingung sendiri harus merasa lega atau mendengar kata mang Taufik.

"Sekarang mamang tempelin kepala burung Taufik mang di pit pussy Resti Mamang ini keran pertama kepala mamang kecil izinkan saya di Resti coba ketemu disini ... lihat mamang ke resti memek."
Resti diam, jantungnya berdegup kencang, matanya menatap penis hitam. Karier pendengarannya berdegup kencang. Mata Karima juga melirik ujung kepala penis Taufik yang mulai masuk ke mulut vagina Resti.

Mang Taufik mendorong rahim Resti lebih dalam agar terbuka lebar. Mang Taufik terus berusaha menyisipkan kepala penisnya. Resti mulai merasa mual. Dengan satu pukulan, kepala Penis mang Taufik memasuki vagina Resti. Resti berteriak sedikit terkejut oleh polong yang mengira mulut vaginanya akan menabrak helm penis Taufik. Sekarang kepala penis Taufik ada di antara vaginanya dan selaput daranya. Resti merasakan panasnya dari ayam Taufik di posisinya, dia merasakan penis Taufik menempel pada selaput dara yang belum dirapikan. Dengan hanya sedikit dorongan, selaputnya pecah. Rasa sakit dan ketidaknyamanan mulai terasa.

"Oke, siap Resti ... Mamang mau ketinggalan Tiger Taufik dalem harimau di memek Resti, coba Resti hitung sampai tiga, setelah itu Taufik mulai masuk kenceng Terus Resti lihat burung mamang di memek Resti Ingat" kata mang Taufik sambil melihat wajah cantik Resti. . Yang lebih menyedihkan

"Satu ..." Resti mulai menghitung saat matanya terus melemparkan kontol Taufik ke tempat tidurnya.

"Dua ... Tiga ... Aaaarrrgghhh ... Sakit .. Mang, Please mang Taufikkk ... jangan terlalu kasar ... sakit !!!" Resti awalnya mencoba menahan diri untuk tidak menangis, namun akhirnya akhirnya merasa tak berdaya akhirnya dia meringis dan menangis. Tapi matanya tertuju pada penis Taufik yang mencoba memasuki lubang vagina. Mang Taufik tidak repot-repot, ia terus memantul kuat, kasar, dalam. Sangaja dia ingin membuat Resti kesakitan. Sebuah jeritan tak sabar memicu kegembiraannya.

Pounding Taufik berhenti saat ujung penisnya macet. Puas Taufik. Sedangkan resti rasanya pelumas pelumas pelumas. Panas dari penis kontol Taufik dibakar di seluruh alat kelamin mudanya. Pussy adalah rasa sakit yang berdenyut karena Taufik terus memompa penisnya ke dalam. Daya tarik Resti Vagina meningkatkan kenikmatan Taufik. Posisi buttock Resti didukung oleh bantal yang lebih tinggi dari kepalanya sehingga si gadis bisa melihat dengan jelas tinta Taufik dan keluar dari vaginanya sendiri.

Kira-kira dua menit kemudian, Taufik berhenti memompa. Kepala penisnya menekan mulut rahim Resti. Dia memeluk tubuh Resti. Resti bisa merasakan semua anggota badan setinggi Taufik berhenti bergerak. Seluruh tubuh Taufik tiba-tiba menjadi kaku, maka vagina bisa

Rasakan gerakan Penis mang Taufik. Kali ini Taufik mang tidak mendongkrak, burung Taufik terasa lebih melebar di resti nanah nanah dan nanah merasakan cairan hangat ditembakkan dari kepala burung Taufik mang. Pembukaan vagina sempit dipenuhi cairan kental.

Selama beberapa detik, negara diam. Mang Taufik masih memeluk Resti. Resti bisa merasakan penis mang Taufik mulai melembut, apalagi kepala penisnya mulai menyusut. Namun ukuran Penis mang Taufik sangat bagus untuk membuat Resti merasa kenyang dengan alat kelamin. Resti mencoba merasa sedikit nyaman dengan gerakan diamnya.

"Karima ... sangat menikmati vaginanya ... Mamang suka bercanda seperti ini." Kata Taufik mang sambil melepaskan tubuh Resti yang memeluknya lebih awal. Karima sangat marah pada hatinya seperti menendang wajah Taufik, namun ia tetap memiliki emosinya. Dia berbalik menghadap Taufik dan melihat saudaranya terbaring telentang. Karima juga melihat penis hitam Taufik masih menusuk alat kelamin Resti yang kemerahan putih. Hukum telah kehilangan kewanitaannya.

Karima benar-benar merasa bersalah karena kakaknya sangat putus asa untuk memilih Taufik mangfat. Karima percaya adiknya akan bisa mengatasinya dengan tegas.

"Mang Taufik, hutang macam apa yang saya punya?"

"Hutang Karima, dengan asumsi itu terbayar tapi biaya rumah kontrakan tidak salah, jika Karima tidak membayar sewa, tidak ada Istirahat yang bisa digunakan Taufik lagi."

Karima terdiam beberapa saat, dia tidak bisa memutuskan. Karima berpaling pada Resti dalam diam. Resti mengangguk setuju, membersihkan vaginanya lagi saat menjejalkan kontol Taufik di masa depan.

"Mamang tanya dirinya pada Resti?" Kata Karima

"Bagaimana Resti ... Mau tidak kapan harus tanya Resti pussy .. Resti ngasih bukan?"

"Yeah ..." balas Resti dengan suara rendah.

"Jadi bagus ... Mamang sangat senang ..." kata Taufik senang.
Dalam beberapa detik, Taufik menatap tubuh Resti. Dia membuka kancing seragam putih Resti. Lalu ia menggosok puting susu Resti di belakang bra kecilnya. Terkadang meremas payudara Resti dengan jengkel. Jari-jarinya bergerak ke arah perut ke pusaran Resti lalu di selangkangannya.

"Mamang ingin melihat air kencing Resti."

"Cinta suka lu dah bajinganz ...!" Maki Resti di hati.

Sementara penis Taufik masih menjejalkan vagina Resti, Taufik mang mencoba untuk menahan alat kelamin Resti sambil melihat melalui kandung kemihnya. Sesekali Resti merasa sakit di kemaluannya saat jarinya Taufik mengotori vaginanya hanya untuk melihat lubang kencingnya.

"Mamang memenuhi lubang urine Resti". Sesaat kemudian lubang pelepasan pussy sebelumnya telah melebar, membuka kembali kontol Taufik lebar yang mencerminkan sudak yang mengeras dan membesar.

"Tahan ya Resti ... Burung sudah hilang lagi, nyalakan sisa cantik yang sama ... Lookin penjaga burung mang Taufik ya ..."

"Apa itu kontol pendek persis seperti itu," pikir Karima pada dirinya sendiri.

Mang Taufik mulai fit dengan kontolnya. Air basi di dalam vagina Resti membuatnya mudah bergerak dengan lancar bolak-balik. Mang Taufik terus mengayunkan batang penisnya sambil menatap wajah Resti yang menggigit bibir sambil menahan sakit. Meski begitu, Resti terus melihat batang penis Taufik yang menggerogoti masuk dan keluar dari kewanitaannya. Resti hanya berharap Taufik mang cepat merasa puas seperti sebelumnya sampai penderitaan ini usai. Sudah hampir lima menit, tapi tidak ada tanda bahwa Taufik akan ejakulasi. Resti merasa cemas dan lelah. Kakinya harus mengangkang.

"Mamang ... mau keluar nih ... keluar Resti ... Mamang keluar dalem memeknya Resti ... Gak papa kan sayang ... Balas dong Resti, mungkin tidak ... ?? jawab cepat ..?"

"Senang mamang lah ... Resti hanya takut hamil ..." jawab Resti lemah. Namun lega saat Taufik mang mengakhiri pertarungan untuk tubuhnya.

"Aaaahhhhh ...... Mamang sudah keluar dalem pussy Resti Aaah sangat baik Resti jangan takut, mamang suka uang ... Resti beli obat KB ya."

0 comments:

Post a Comment